Tren tanaman hias saat pandemi Covid-19 membuat omzet pedagang tanaman melonjak tinggi. Meski mendapat untung yang besar, mereka harus berburu dagangan hingga ke luar kota dengan harga yang naik.
Kelangkaan barang dan tingginya harga di petani, hampir dirasakan sebagian pedagang bunga. Padahal, permintaan pasar sedang tinggi-tinggi.

Pemilik Zahra Flower yang berada di Jalan Ahmad Yani, Cibeber, Kota Cilegon, Hayanti mengatakan, peburu tanaman hias saat ini meningkat drastis. Hal itu, bisa dilihat dari omset lapak bunga miliknya. “Saat ini omset kita bisa Rp 2 juta per hari. Sebelum adanya pandemi korona ini paling ya Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per hari,” kata Haryanti ditemui di lapak bunga miliknya.

Dikatakan Haryanti, jenis tanaman yang paling dicari saat ini seperti aglonema, keladi dan janda bolong. Meski banyak dicari, tetapi stok saat ini terbatas. “Kita biasa ambil dari petani di daerah Bogor, sekarang di sana (Bogor) barangnya langka, adapun harganya mahal, kita ngejualnya kembali tentu kan lebih mahal lagi,” katanya.

Menurut Haryanti, peningkatan pembeli terjadi sekitar setengah tahun terakhir. Ia mengira, banyaknya minat warga memelihara tanaman hias sejak adanya pandemi korona dan warga diminta di rumah saja. “Jadi bisa menjalankan hobi memelihara tanaman hias di rumah saja,” tuturnya.

Kata Haryanti, pihaknya dalam menjual bunga juga harus bersaing dengan pedagang yang menjual secara online. Bahkan, terkadang petani bisa menjual langsung secara online. “Jadi kita juga persaingan makin ketat. Bahkan, kita rela ambil keuntungan sedikit asal bisa ngejual tidak seperti dulu kita bisa nyari untung banyak karena harga dari petani juga masih murah, tapi ya lumayan saja,” katanya.

Tanaman hias seperti aglonema, keladi dan janda bolong, kata Haryanti, berkisar mulai harga Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta per tanaman. Variatifnya harga sesuai dengan ukuran, serta motif tanaman yang memiliki nilai keindahan tersendiri. “Kalau yang saya jual tanaman-tanaman tadi seperti aglonema, keladi atau janda bolong, bisa dari Rp 50 ribu sampai Rp 1 juta. Kalau ada yang lebih mahal dari Rp 1 juta kadang ada, tetapi jualnya juga susah, tidak cepat, hanya orang-orang tertentu aja yang beli,” tuturnya.

Di tempat yang bersebelahan masih di Jalan Ahmad Yani, Cibeber, Kota Cilegon, Pemilik Citra Seni Floris Sahria mengatakan, tanaman-tanaman seperti aglonema, keladi, dan janda bolong, saat ini banyak diburu. Harga pun melonjak drastis. “Alhamdulillah ramai sekarang, omset juga naik. Normalnya ya Rp 1 juta, sekarang Rp 2 juta sehari juga kadang masuk,” ungkapnya.

Selain tanaman, lanjut Sahria, penjualan pupuk kompos dan pot juga mengalami kenaikan. Harga aglonema maupun keladi yang ia jual juga berkisar di harga sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Harga tersebut dinilai masih terjangkau. Meski kadang ada yang bunga harga Rp 1 juta ke atas. Namun, Ia tidak berani menyediakan stok terlalu banyak. “Jadi berdampak juga pada penjualan pot sama kompos,” imbuhnya. (gillang)